Setelah semalaman camping di Waduk Jatiluhur atau Parang Gombong yang mirip ala-ala Ranu Kumbolo, paginya kita langsung bergegas siap-siap untuk tracking ke Gunung Haur.
Gunung Haur terletak di Desa Kertamanah, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, tidak jauh dari Waduk Jatiluhur ± 5 menit menggunakan kendaraan bermotor, Gunung Haur memiliki ketinggian sekitar 517 Mdpl, seperti gunung-gunung lainya di Purwakarta, Gunung Haur juga merupakan Gunung berbatu yang layak kalian kunjungi, wabil Khususon buat pendaki pemula yang menginginkan gunung pendek namun dengan jalur pendakian extreme.
Gunung Haur merupakan deretan dari tiga guung yang ada di Desa Kertamanah, yaitu Gunung Haur, Gunung Tengah dan Gunung Karadag, namun yang paling terkenal adalah Gunung Haur.
Gunung Haur sendiri artinya Gunung Bambu Aur, entah maksudnya apa saya sendiri tidak tahu, mungkin kalian yang urang Sunda bisa tolong dijelaskan hehehe…
Untuk mendaki Gunung Haur tidak membutuhkan waktu lama, alias bisa tektokan, tapi buat kalian yang ingin menikmati malam di Gunung Haur, diatas juga terdapat dataran untuk mendirikan tenda.
Simaksi atau harga tiket masuk ke Gunung Haur waktu saya kesana masih gratis, hanya dikenakan biaya untuk parkir saja, dan itu tidak seberapa.
Perjalanan ke Gunung Haur saya mulai sekitar pukul 09:00 Pagi, meskipun dengan ketinggian 517 Mdpl, yang namanya gunung tidak boleh diremehkan, awal perjalanan dari Basecamp kalian akan melewati beberapa rumah warga dan masuk ke perkebunan yang banyak bambu dan bebatuanya, mirip seperti sungai kering, kalian akan melompati bebatuan layaknya di sungai yang tak berair.
Perjalanan semakin nanjak, dan masih dengan banyak bebatuan, jangan berharap kalian akan dapat bonus landai karena itu tidak akan kalian dapati di Gunung Haur, tipsnya kalian terus berjalan saja dengan perlahan, karena memilih istirahatpun tidak akan puas dan hanya akan membuang waktu saja, so atur nafas pelan-pelan dan terus berjalan.
Di beberapa titik kalian harus hati-hati, meskipun sudah dibuatkan bambu sebagai penyambung kaki untuk melangkah namun kekuatan bambu itu semakin lama pasti akan rapuh, seperti hati ... so pastikan bambu yang akan kalian pijak kuat.
Kalian juga akan melewati jalur yang diharuskan untuk merangkang, karena rimbunya semak-semak liar, buat kalian yang memiliki badan gemuk harap hat-hati karena saya yang kurus aja punggungnya masih terkena ranting-ranting.
***
Kurang lebih sekitar 1 jam sampailah kami di Batu Kursi, batu kursi merupakan semacam puncak bayangan yang dinamakan puncak Kirarangge, dari sini kalian sudah bisa memandang indahnya waduk jatiluhur dan bisa santai di batu yang menyerupai kursi, anginya sangat kencang, seketika kalian akan merasa kedinginan, namun lokasinya sangat sempit sehingga kami tak bisa lama-lama karena harus bergantian dengan yang lainya.
Batu kursi ini lokasinya dibawah batu besar yang merupakan puncaknya Gunung Haur, kalau dibayangin sebenernya ngeri sihh melihat batu yang begitu besar, dan sangat disayangkan karena ternyata masih banyak para penikmat alam yang suka melakukan vandalisme.
Selanjutnya untuk menuju puncak sejati, atau puncak benerannya kalian bisa turun sedikit lagi ( balik arah) dari batu kursi, lurus terus mengitari batu, tracknya agak samar-samar seperti jarang dilalui oleh para pendaki, kamipun sempet ragu kala itu, namun kami terus berjalan sampai akhirnya menemukan petunjuk arah, dengan nama Tanjakan Turdo.
“Ohhh… ini tanjakan turdo…” Cletuk salah satu dari kami.
Tanjakan turdo diambil dari kata Tu'ur jeung Gado yang artinya Lutut dan dagu, adalah tanjakan dengan kemiringan sekitar 90 Derajat yang akan membuat lutut dan dagu kalian bersentuhan, untuk menaikinya sudah dibantu beberapa tali webing yang sudah disediakan oleh pengelola Gunung Haur.
Selesai melewati tanjakan turbo, kalian akan menemukan lapak-lapak yang bisa untuk mendirikan tenda, disini posisinya sebenernya sudah berada di puncak, namun masih dilokasi dengan pepohonan yang rimbun, sehingga tidak bisa untuk melihat pemandangan.
Disini kami sempat merasa bingung, karena sepertinya sudah tidak ada jalur lagi, namun disisi lain kami tak percaya kalau puncak sejatinya adalah ini.
Kami terus mencoba berjalan, melewati ilalang dan semak-semak yang tinggi melebihi tinggi kami, sangat takut dan khawatir kalau tiba-tiba terperosok ke jurang, karena posisi kita sekarang berada di atas batu besar yang ditumbuhi padang ilalang.
Namun karena penasaran, salah satu dari kami terus berjalan memimpin kami, kami yang melihatnya dari belakang justru malah teriak-teriak ketakutan dan memintanya untuk balik lagi saja, tapi dia tetep kekeuh berjalan, dan kami berdua mengikutinya dari belakang, masih sambil teriak-teriak….
"Woooy gimana bro… ada jalan nggak, aman nggak, hati-hati lu…..!!!"
Setelah ditelusuri sedikit demi sedikit akhirnya sampailah kami dilokasi dimana kita sudah bisa memandang luas, namun statusnya masih di padang ilalang, dan biasanya kalau dipuncak pasti sudah bukan lagi jalan setapak, melainkan agak luas sedikit.
Karena masih penasaran akhirnya kami berjalan lagi, namun kali ini treknya malah menurun, saya yang dibelakang menjadi semakin takut, melihat jalan yang menurun diatas padang ilalang yang terlihat licin, namun setelah kami beranikan akhirnya terlihatlah puncak sejatinya, yang ternyata tepat di atas puncak pertama (Kirarangge) dimana terdengar sangat jelas suara temen-temen yang masih stay di puncak pertama, puncak Gunung Haur hampir mirip seperti di Gunung Lembu, hanya saja di Gunung Haur tidak seluas Gunung Lembu.
Kami yang gembira karena merasa berhasil langsung teriak-teriak berharap yang masih berada di puncak pertama mendengar suara kami, pemandanganya sama saja seperti di Gunung-Gunung Purwakarta lainya, yaitu pemandangan Waduk Jatiluhur.
Foto di Puncak Gunung Haur ngeri-ngeri sedap, dimana yang difoto ingin terlihat keren dan extreme sementara yang memfoto teriak-teriak karena ngeri ketakutan, tidak percaya…!, kalian bisa coba sendiri.
Tak lama kemudian akhirnya yang lainpun datang menyusul, dan karena space di Puncak Gunung haur terbatas, sayapun langsung bergegas naik bergantian dengan yang lain.
Setalah sampai di Basecamp lagi, saya sempatkan untuk numpang mandi agar badan segar ^_^ dan pulaaang…. And see u next trip.
Subscribe chanel youtube untuk video perjalanan.
Wisata terdekat dari Gunung Haur selain Parang Gombong adalah Curug Tilu
Sumber Foto dan referensi :
Penglaman sendiri
Backpaker Karawang
http://mudahrizki.blogspot.co.id/2018/01/gunung-haur-tengah-karadag-di-purwakarta.html
Subscribe chanel youtube untuk video perjalanan.
Wisata terdekat dari Gunung Haur selain Parang Gombong adalah Curug Tilu
Sumber Foto dan referensi :
Penglaman sendiri
Backpaker Karawang
http://mudahrizki.blogspot.co.id/2018/01/gunung-haur-tengah-karadag-di-purwakarta.html
Wah keren.. tapi ada yang lucu namanya "tanjakan turdo" tuur jeung gado..
BalasHapusTapi saya yang bukan orang Sunda awalnya nggak ngerti mas, hehehe
Hapuswalaupun cuma 517 mdpl tapi bagus juga pemandanganya ya...
BalasHapuscatet dulu lah mungkin next trip kesitu
Kuy Explore Purwakarta
HapusJalurnya harus merangkai separah itu ya? emang kalau dibersihkan kenapa biar orang mudah melewatinya.
BalasHapuswah lumayan tuh buat latihan pendakian,,, cocok banget kaya saya yang masih noob
BalasHapus