MT Sindoro via Kledung : Biaya, Transportasi, Jalur Pendakian dan Larangan

Mungkin sudah hampir satu tahunan lebih ogut gak naik gunung, alasannya karena saya belum terbiasa mendaki dengan orang lain, namun karena satu persatu sahabat dari maszal adventure mulai pergi #nikah 😟, sayapun mau tidak mau harus mulai membiasakan diri bergaul dengan orang lain. Saya orangnya introvert sudah bergaul dan pemalu kalau ketemu orang baru.
Sindoro via Kledung
Gunung Sindoro merupakan sebuah gunung volkano aktif yang terletak di Temanggung, Wonosobo Jawa Tengah, dengan ketinggian 3.153 Mdpl, Gunung Sindoro mempunyai 4 jalur pendakian antara lain : 

Jalur Pendakian via Kledung
Jalur Pendakian via Si Katok/ SI gedang Tambi
Jalur Pendakian via Bansari
Jalur Pendakian Via Alang-Alang Sewu

Dari kelima jalur tersebut yang sering saya dengar adalah jalur pendakian via Kledung yang merupakan jalur favorit karena ada ojek gunungnya yang bida mengantarkan pendaki sampai ke pos 1 ½ , dan sayapun akan bercerita pengalaman saya mendaki Gunung Sindoro  via Kledung.

kali ini saya mendaki bersama trip Backpacker Karawang yang isinya orang-orang yang baru saya kenal semua dengan sharecost 380.000/Orang dengan rincian, Transport PP Karawang-Basecamp dan Simaksi (belum termasuk logisitik), mungkin bagi kalian yang biasa berangkat mendaki dengan menggunakan transportasi umum rate ini termasuk mahal, tapi buat saya yang udah males ngurusin transport, rate segitu tidak masalah, kita tidak perlu lagi mikirin transport untuk pergi ataupun pulang, apalagi biasanya basecamp pendakian terletak di lokasi yang jarang dilalui angkot.

Tapi memang jadi berasa kaya trip manja gitu, karena sebagian udah diurusin sama CPnya.

Berangkat dari Karawang sekitar pukul 20:54 dan sampai di basecamp sekitar pukul 08:30 perjalanan yang cukup lama karena sepertinya supir kami kurang tahu jalan. Sampai di Basecamp kami langsung sarapan dan memenuhi panggilan alam terlebih dahulu sampai pukul 10:00 tak lupa kami juga membungkus makanan untuk bekal makan siang diperjalanan nanti, persiapan makanan adalah sesuatu yang penting karena mendaki butuh energi, dan saya tidak mau lagi kelaparan saat mendaki gunung.
Basecamp Gunung Sindoro via Kledung
10:00 – kami semua langsung menuju ke Pos Pendaftaran, barang-barang bawaan kami semua di cek satu persatu guys, jujur aja hal ini bikin kami semua merasa ribet karena waktu udah cukup siang, tapi mau tidak mau sebagai tamu kami harus mematuhi peraturan setempat, kamipun membongkar kembali tas tas kami dan mencatat semua logistic yang kami bawa sedetail mungkin, setelah kami catat ada salah satu petugas yang kembali mengeceknya secara rapiiiih, logistic yang kami bawa dikumpulkan menjadi satu harus dipisah berdasarkan jenisnya, misal aqua dengan aqua dan lain sebagainya,
Cek Logistik pendakian sindoro

Daftar Logistik Pendakian

Ada beberapa barang yang dilarang untuk dibawa, yaitu tissue basah dan music box, saya tidak tahu alasannya apa tapi jika ketahuan kalian bisa mendapat denda yang cukup fantastis.
Petugas kemudian menghitungnya dengan detail, kurang lebih sekitar satu jam baru selesai dan kamipun baru bisa mendaki sekitar pukul 11:00.
Buat yang mendaki dengan banyak anggota cukup bikin ribet, tapi kalau hanya 2 sampai 3 orang tidak begitu ribet karena barang bawaanya pasti sedikit.
Biaya simaksi 15.000/ Orang + Asuransi 5.000/Orang

Bascamp – Post 1 Setengah (10 Menit)
Dari basecamp menuju post 1 setengah kalian bisa menggunakan ojek gunung, tarifnya Rp. 25.000/Orang, karena waktu sudah siang kamipun mencobanya, dan seandainya ada yang sampai puncakpun kami ingin mencobanya HAHAHAHA….😅😅😅

Ayo mas dua dua, biar cepet?

Hah… dua dua….,?? sementara kami masing-masing membawa satu buah carrier dengan kapasitas besar, saya yang belum pernahpun hanya berfikir yasudahlah pasti kang ojeknya udah biasa dan Insa Allah aman.

Motor yang digunakan motor standar bebek biasa… selama perjalanan rasanya ingin sekali memaki maki kang ojeknya menggunakan nama nama semua yang ada di kebon binatang, dengan jalur yang tidak rata, nanjak, penuh bebatuan, kang ojek membawa kencang kami berdua tanpa pengaman apapun, saya yang baru jatuh dari motor hanya bisa berdoa sambal memeluk erat perut kang ojeknya….. untungnya saya berada di tengah, yang lebih menakutkan lagi yang berada di belakang, bawa carrier jalan biasa aja sudah susah eh ini di motor dengan laju yang kencang dengan jalan yang tidak mulus bisa bisa kejengkang. 

Fix ini menurut saya membahayakan....!!!

Kejar rejeki sihh kejar rejeki tapi pikirin juga dong keselamatan penumpangnya, ya sih yang datang kesitu selalu orang baru, tapi tidak begitu juga kaleeee….

Pos 1 ½ (40 Menit)
Di pos 1 setengah terdapat sebuah warung, kalian yang belum bawa bekal minum bisa beli disini, disini juga awal kalian benar-benar mendaki, berjalan kaki untuk menuju ke post II, trackingnya tidak begitu nanjak banget, namun karena sedang musim kemarau debunya bikin tidak tahan, sangat disarankan membawa masker/buff dan kacamata.
Perjalanan dari pos 1 ½ ke Pos II  sekitar 40 menit
selamat datang

jalur pendakian berdebu

Komunitas backpacker karawang mendaki gunung sindoro

Pos II ± 1980 Mdpl (± 1:30 Menit)
Di Pos II juga ternyata masih terdapat warung, bahagianya bisa beli Semangka di gunung, mungkin sering berjalanya waktu bakalan ada Alfa dan Indomaret juga kali ya, harganya juga tidak terlalu mahal, gorengan masih 1000an dan Semangka 4000an.
ada warung di post II Sindoro

Kami berisitirahat sebentar sekitar 15 menit, lalu melanjutkan perjalanan menuju post III dengan santai. Perjalanan dari pos III menuju post tiga sudah semakin nanjak, bahkan seingat saya sudah sama sekali tidak ada track landainya, jenis pepohonannya masih didominasi pohon pohon kecil namun tinggi, dan menurut saya tidak serimbun pepohonan dihutan Gunung Slamet, saya tidak merasakan nuansa hutan rimba di sini.
Track Jalur Gunung Sindoro

Sebelum sampai di Pos III kalian akan menjumpai sebuah batu yang dinamakan batu longko.
Perjalanan dari Pos II menuju Pos III kurang lebih sekitar 1:30 Menit versi pendaki kasta keong.


Pos III (± 1:45 Menit)
Sampai di Pos III kami langsung mendirikan tenda, sebenarnya harusnya di Sunrise Camp berjarak sekitar 15 menit dari pos III, tapi karena katanya banyak babinya jadi kami putuskan untuk camp di pos III.

Pos III dan Sunrise camp adalah batas akhir pendakian sebelum summit, lokasinya cukup luas bisa menampung sampai 50an tenda lebih, btw kabar gembiranya di Pos III ini juga ada warung juga loh sis, mungkin ini jadi satu kelebihan saat mendaki Gunung Sindoro yang sepanjang jalan tidak ada mata air.

Entahlah mungkin karena setengah perjalanan dibantu sama kang ojek, saya merasa pendakian ini jadi lumayan cepat, padahal saya berfikir bakalan sampai malam di pos III.
Pos III Sindoro


Sunrise Camp

FYI : Di Post III dan Sunrise Camp kalian masih bisa mendapatkan signal meskipun diketinggian 2.428 Mdpl jika kalian menggunakan provider yang tepat seperti ******.

Di Post III cuacannya sangat dingin, sangat disarankan buat kalian untuk membawa jaket tebal dan sleeping bag yang bagus, karena yang saya rasakan masih tetap merasakan dingin padahal sudah pakai jacket, sleeping bag, dan dua kaos kaki.
Kami bermalam di pos III, karena tidak kuat akan dingin saya hanya di dalam tenda saja, tidak seperti biasanya dimana waktu malam saya habiskan untuk ngopi sambil bercanda canda.
Makan di Gunung

Pos IV Batu Tatah (±1 : 45 Menit)
Sekitar pukul 02 : 45 kami mulai tracking kembali untuk summit, tak lupa kami sarapan alakadarnya dan mempersiapkan bekal minuman untuk selama perjalanan, carrier dan perlengkapan lainnya kami tinggal di pos III, kali ini saya merasa kurang persiapan diri untuk summit, dimana headlamp saya ternyata tidak terang padahal baru banget beli, harusnya dicek dulu sebelum berangkat, akhirnya terpaksa saya menggunakan senter handphone dan ini sangat tidak rekomended, yang ketiga harusnya saya bawa tas kecil untuk membawa bekal ketika summit, tapi saya tidak bawa sehingga terpaksa saya harus repot sendiri membawa air dengan kantok kresek.
pos 4 gunung sindoro
Medan perjalanan dari pos III menuju ke post IV nanjak terus, bebatuan dan berdebu, lagi-lagi saya pengin nyaranin jangan sampai lupa bawa masker/buff dan kacamata.
Tepat pukul 04:44 sampailah di pos IV langit sebelah timur sudah memerah pertanda matahari akan segera terbit, kami semua beristirahat dan mendirikan sholat subuh disini sambil menunggu teman yang lain datang.

05:15 – Kami kembali melanjutkan perjalanan ke puncak, beruntunglah saat HP sudah tak bernyawa lagi cuaca sudah mulai terang, kabut dingin dan angina kencang bermunculan, rasanya gak kuat sama dinginnya kalau terlalu lama berhenti.
ala-ala 5cm

Sunrise sindoro

Perjalanan dari Pos IV ke Puncak kalau tidak musim kemarau sebenarnya sepertinya indah, padang savanna yang dipenuhi dengan bunga edelwais, namun karena sedang musim kemarau kami tidak mendapati satu bunga edelwaispun, hanya debu jalanan dan rerumputan gersang.
Sampai dipuncak kira-kira sekitar pukul 06:30 matahari sudah terbit namun belum mampu menghangatkan tubuh ini.
Puncak Gunung Sindoro 3.136 Mdpl
Puncak Gunung Sindoro hampir mirip-mirip Gunung Ciremai kalau menurut saya.
Setelah puas menikmati puncak Sindoro tepat pukul 08:00 kami turun ke post III tempat kita camp, packing, dan lanjut turun ke basecamp, dan sampai di basecamp sekitar pukul 14:00, istirahat dan numpang mandi di warung depan basecamp rp. 2000/orang ada 4 kamar mandi, sambal nunggu antrian kalian bisa antri atau makan. 

Setelah semuanya selesai mandi, saatnya kita laporan ke basecamp, semua barang yang kita bawa ke atas harus kita laporkan kembali sampahnya, dan ini benar-benar di cek satu persatu, sumpah asli saya males bangeet karena pasti ada sampah kecil yang hilang, ditambah lagi capek habis turun gunung, pokoknya intinya konsentari pikiran dan tubuh kita sudah gak fokus, penginnya cepet buru-buru ke mobil dan jalan pulang 😟 tetapi mau tidak mau kita harus melaporkan diri dan mengikuti peraturan setempat.
bawa kembali sampahmu
Setelah menunggu cukup lama akhirnya gilaran sampah kami yang diperiksa, namun ternyata ada sedikit kesalahan sama petugasnya yaitu sampah kita tercampur sama sampah lain, sehingga sampah itu tidak diperiksa dan hanya botol aqua saja yang diperiksa, lalu karena botol aqua yang kita bawa pulang lebih dari yang kita bawa naik kita jadi dapat apresiasi dan memunculkan ide baru untuk petugas setempat bahwasanya jangan melulu mikirin sampah yang kita bawa saja tetapi peduli juga sama sampah yang sudah tertinggal di gunung meskipun itu bukan sampah kita.

Banyak dari temen-temen mendaki yang mendapat hukuman karena sampah yang dibawa turun kurang, dengan menyayikan lagu Indonesia raya dan lain sebagainya, dan parahnya ada yang sampai kena denda karena melanggar larangan.

Pendakian Gunung Sindoro mengajakan kami untuk lebih peduli tanpa mengenal lelah.

Pic : Backpacker Karawang IG : Komunitas Backpacker Karawang

MT Sindoro via Kledung : Biaya, Transportasi, Jalur Pendakian dan Larangan
  1. Aku masih penasaran kenapa nggak boleh bawa tissue basah, apa karena takut buang sampah sembarangan ya? padahal cukup membantu itu tissue basah.
    Btw, kalau naik ojek sampe atas namanya bukan naik gunung atuh bang zen -_-
    Suka deh lihat gambar matahari terbitnya, bagus banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama aku juga, kemaren mau nanya langsung takuut...

      Hapus
  2. Serius saya baca dari awal...ketika udah mulai naik motor bawa tas gede...ah... capek pastinya... ga kuat lagi saya pastinya...


    Tapi ide sebelum baik keatas mencatat semua barang dan melakukan pemeriksaan lagi ketika turun..efektif untuk mengurangi sampah... semoga diikuti oleh wisata gunung lainnya...

    BalasHapus
  3. Wah sungguh luar biasa ya
    Sebelum naik, dicek apa saja barang bawaan yang dibawa, ada peraturan lain yang tidak boleh dibawa.
    Pulang atau turunnya pun, masih di cek pula.
    Kalau saya nyerah deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya yang tinggal ngelihatin aja capek mas, apalagi petugasnya.... Tapi saluuut.... Semoga Istiqomah

      Hapus
  4. itu sudah murah 380 K, klo OT saja 650 K,, klo mandiri juga lebih dari segitu. kami ber dua juga kmren agustus ke sindoro , emnk jalurnya mantap bercampur ekstrim.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kalau OT lebih mahal mas, kalau mandiri biasanya kebocoran kebanyakan makan di jalan sama di terminal yg tarifnya mahal hahahahaha

      Hapus
  5. Wah, seru banget tuh bza mendaki ke gunung sindoro. Saya mah ke jawa tengah wonosobo baru ke diengnya doank bang, ajak ajak klo ada tur naik lg hee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap mas, follow aja IG aku di @mas_zennn untuk mengetahui update perjalanan berikutnya hahahaha

      Hapus
  6. Karena tisue basah bakalan jadi sampah yang wow banget karena pastinya penggunaannya bakalan buanyak maka nggak boleh dibawa.

    Ternyata agak ribet ya untuk naik gunung sekarang. Tapi salut bisa sampai ke puncak dengan bahagia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kemungkinan itu, sistem ini baru diterapkan di Gunung Sindoro, kalau gunung yang lain belum....

      Hapus
  7. Jangan disensor mas providernya. Hehe Btw lumayan ribet juga ya perlengkapannya. Saya belum pernah nyoba naik gunung sih soalnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kena royalty mas kalau mau di tampilkan... hahaha

      Hapus
  8. Spotnya keren abis bro, lengkap banget pula infonya

    BalasHapus
  9. Kita bisa menemukan teman sejati ketika perjalanan naik gunung. Ini kata teman yang suka naik gunung.

    Benar atau enggaknya mungkin Mas Zen lebih tahu.

    Soalnya Saya lebih suka main PES ketimbang naik gunung :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya betul mas, sifat dan karakter sesorang biasanya akan terlihat... karena dia berada di zona nyamannya

      Hapus
  10. Kangen MT Sindoro via Kledung :( jalur penuh kenangan bersama kawan dan mantan :(

    Btw, ini artikel lengkap bgt cuy, semua datanya pun valid dan terupdate. Kapan ya bisa munggah lagi ke sindoro via kledung :(

    BalasHapus
  11. Daku belum pernah dong naik-naik ke puncak gunung.. Palingan naik bukit tapi itu aja juga udah ngos-ngosan 😂

    BalasHapus
  12. Ngebayangin dibonceng Kang ojeg jadi degdegan juga. Duh kudu ditegur yang ek gitu membahagikan banget. Btw kok unik yaa harus bawa tissue basah dan music box, baru tau. Jarang Naik Gunung juga duh hehe

    BalasHapus
  13. kalo suruh nanjak sata belum berani,, takut ilang kaya di berita-berita itu loch

    BalasHapus
  14. Ini soal naik pake ojek, jadi inget waktu itu aku lagi ngedaki eh liat ada abang-abang bawa motor padahal jalanan nanjak. Gak bisa bayangin dah gimana itu bawa carier sambil naik motor, bertiga pula.

    Apresiasi sih buat penjaganya, emang bener sih jangan tinggalin apapun kecuali kenangan. Parah banget sih emang kalau sampai kotor kan merusak alam namanya

    BalasHapus
  15. Dari dulu pengen banget naik gunung, belom kesampean. Apalagi baca postingan ini, jadi makin gila gak pernah liat alam Indonesia dari ketinggian. Ajak-ajak dooong =D

    BalasHapus
  16. Wah ini ada cek barang bawaan dan cek sampah. Patut dicontoh untuk yg lain yang belum menerapkan ini.

    BalasHapus